SEKILAS INFO
: - Rabu, 24-04-2024
  • 3 tahun yang lalu / pengambilan Ijazah dan Raport PAUD IT Ulul Albaab Tanggal 26 Juni 2020
  • 3 tahun yang lalu / Pengambilan Raport SD IT Ulul Albaab tanggal 27 Juni 2020
  • 4 tahun yang lalu / Sekolah Ulul Albaab membuka pendaftaran Siswa/i Baru.. Buruan daftarkan ananda segera !!
Ajarkan Geografi, Anak-Anak akan Punya Cita-Cita Tinggi

Penulis: Septri Widiono

Sumber: https://bukitgagasan.com/2018/08/01/ajarkan-geografi-anak-anak-akan-punya-cita-cita-tinggi/

Mempunyai anak-anak yang bercita-cita tinggi, misalnya menjadi dokter atau pengusaha sukses, tentu menggembirakan. Mengapa? Sederhana saja. Setiap orang tua pasti menginginkan nasib anak-anaknya menjadi lebih baik daripada dirinya. Orang tua tidak ingin anak-anaknya hidup menderita.

Anak adalah buah hati. Dia akan dikasihi dan disayangi dengan sepenuh hati. Segenap kemampuan yang dimiliki akan dikerahkan untuk memberikan perlindungan dan rasa aman kepada sang buah hati.

Anak adalah masa depan. Kesuksesan anak menjadi angan-angan setiap orang tua sehingga berkumpul bersamanya di masa tua, pasti menjadi dambaan. Jangankan itu, melihat kesuksesan anak-anak pada waktunya saja sudah sangat menggembirakan.

Oleh karena itu anak harus sukses dalam hidupnya. Pada masanya nanti anak menjadi dewasa berprestasi dalam bidang-bidang tertentu. Tentu saja sukses besar lebih menggembirakan daripada sukses kecil karena sukses besar berarti memberikan manfaat lebih banyak bagi orang lain. Sukses besar akan mengantarkannya menjadi orang besar, yaitu orang yang dapat memberi pengaruh besar kepada orang lain.

Pentingnya Anak Memiliki Cita-Cita

Cita-cita yang tinggi dalam diri seorang anak akan menjadi harapan jangka panjangnya tentang masa depan. Menjadi dokter misalnya, adalah  keinginan seorang anak yang bersumber dari imajinasinya tentang profesi dokter. Mungkin saja diperoleh dari mendengar cerita, melihat gambar, pengalaman berobat, film dan sebagainya. Gambaran yang diterima biasanya berupa keistimewaan profesi dokter baik keahliannya, jasanya, maupun penghasilannya.

Peristiwa-peristiwa yang dialami seorang anak menjadi sumber inspirasi dan imajinasi. Menggambarkan profesi seorang insinyur teknik sipil, misalnya menceritakan bagaimana keahliannya merancang bangunan, menghitung kebutuhan bahan-bahan, memperkirakan kekuatan bangunan, dan sebagainya. Ilustrasi yang disertai gambar atau peraga pekerjaan insinyur menjadi pengalaman yang menyenangkan. Pada akhirnya dapat menstimulasi munculnya keinginan akan menjadi apa jika sudah besar nanti.

Begitulah cita-cita. Semakin tinggi cita-cita, semakin besar angan-angan seorang anak. Inilah yang termaktub dalam pesan guru SD dahulu kala. Kejarlah cita-cita setinggi langit. Namun, cita-cita yang tinggi tidak bisa diperoleh dengan usaha seenaknya. Ia harus diraih dengan usaha maksimal. Seperti dalam pepatah, gantungkan cita-citamu di ujung pena. Intinya, cita-cita yang tinggi harus mendorong anak untuk belajar dan terus belajar.

Muhammad Al Fatih adalah putra terbaik umat Islam di abad ke-15. Di tangan beliaulah kabar gembira Rasulullah saw. mengenai ditaklukkannya Kota Konstantinopel, ibu kota Imperium Romawi, berhasil direalisasikan.

Tentu tidak mudah. Sejak kecil Muhammad Al Fatih telah mencita-citakannya. Ilmu-ilmu agama seperti Ulumul Qur’an, Ulumul Hadits, Fiqh, dan Bahasa Arab beliau pelajari. Begitu pula ilmu-ilmu sains seperti Matematika dan Falak serta sejarah dan strategi perang ditekuninya sejak remaja hingga masa dewasanya.

Bekal ilmu yang lengkap, persiapan yang matang, ditambah kuatnya jiwa kepemimpinan, Muhammad Al Fatih mampu mengerahkan 250 ribu pasukan untuk mengalahkan perlawanan pasukan Romawi. Benteng Konstatinopel pun jebol hingga akhirnya kota itu benar-benar jatuh ke pangkuan kaum muslimin. Melalui perjuangannya, janji Rasulullah saw. tujuh abad sebelumnya berhasil dibuktikan dan dengan itu pula pintu Eropa terbuka bagi dakwah Islam.

Habibie sewaktu masih kecil mempunyai cita-cita bisa membuat pesawat terbang. Upaya meraih cita-cita itu harus melalui perjuangan yang amat berat. Beliau menuntut ilmu tentang aerodinamika ke Jerman. Bahkan pernah menderita sakit yang hampir saja tidak dapat disembuhkan. Namun semangatnya yang membara berhasil mengalahkan segala hambatan di hadapannya.

Begitulah dahsyatnya cita-cita. Angan-angan Habibie kecil akhirnya terwujud setelah beliau diberikan amanah oleh negara untuk mendirikan perusahaan Industri Pesawat Terbang Negara (IPTN). Melalui perjuangannya itu, kini banyak putra-putri Indonesia bisa menghasilkan karya teknologi tingkat tinggi (high-tech).

Dua contoh itu kiranya sudah cukup membuktikan bahwa tingginya cita-cita dapat menjadi sumber energi yang dahsyat bagi seseorang untuk meraih kesuksesan. Masih banyak biografi tokoh besar yang darinya dapat diambil pelajaran. Orang-orang besar selalu berasal dari anak-anak yang memiliki impian besar. Silakan membaca biografi para sahabat Nabi untuk mendapatkan banyak hikmah dahsyatnya cita-cita.

Geografi Membangkitkan Rasa Ingin Tahu

Belajar yang baik harus dapat mendorong munculnya rasa ingin tahu dalam diri anak, bukan sekadar membuat anak menjadi lebih tahu. Munculnya rasa ingin tahu menjadi indikasi bahwa anak memiliki motivasi belajar yang tinggi. Pelajaran Geografi bila disampaikan secara tepat dapat menumbuhkan rasa ingin tahu anak.

Pada mulanya anak-anak mesti mengenali lingkungan terdekatnya. Di sekitar rumah terdapat benda-benda atau tumbuhan yang harus diketahui oleh anak. Berbagai fasilitas umum seperti jembatan, masjid, pasar, sekolah, dan kantor pemerintahan kita kenalkan kepada anak. Pengenalan tidak hanya sebatas nama dan ciri-cirinya akan tetapi fungsi setiap objek itu. Mengenalkan geografi tempat tinggal seperti ini bertujuan untuk menanamkan orientasi kepada anak tentang ruang. Di samping itu untuk menumbuhkan kemampuan mengidentifikasi objek-objek penting dalam kehidupan.

Seiring dengan bertambahnya usia, geografi yang diajarkan juga semakin kompleks. Ruang hidup seperti desa dan kota dikenalkan mencakup ciri-ciri alam, penduduk, perekonomian, dan kebudayaanya. Selanjutnya konsep wilayah yang lebih luas seperti pulau, lautan, negara, benua, dan dunia diajarkan dengan menggunakan berbagai metode dan media.

Peta adalah media vital untuk memperlihatkan posisi suatu tempat. Dengan membaca peta provinsi, anak belajar mencari letak suatu daerah dan objek-objek penting. Anak akan berpikir jauh dekatnya suatu lokasi dan bagaimana cara menuju lokasi itu. Ketika membaca peta negara, anak akan mengetahui luas wilayah dan memahami pentingnya kesatuan wilayah. Begitu pula ketika membaca peta dunia, dalam diri anak akan tumbuh pemahaman yang semakin kuat bahwa dunia ini luas. Cakrawala berpikir anak menjadi lebar. Rasa takjub dan ingin memahami komponen-komponen lebih rinci akan muncul. Anak pada akhirnya terangsang untuk mencari tahu karakteristik pada setiap bagian permukaan bumi ini.

Tujuan itu bisa juga dilakukan dengan memperkenalkan globe atau bola bumi. Globe memiliki kelebihan. Selain menunjukkan posisi dan bentuk wilayah, globe menunjukkan bahwa bumi berbentuk bulat. Adanya siang dan malam akibat bumi berputar mengelilingi porosnya, juga dapat dijelaskan melalui globe.

Baik peta maupun globe menggambarkan posisi, bentuk suatu wilayah, arah, dan ketinggian tempat. Media ini juga memperlihatkan relief permukaan apakah tertutupi oleh vegetasi tumbuhan atau tidak. Posisi dan arah suatu wilayah di dalam peta atau globe sekaligus menunjukkan iklim, apakah tergolong wilayah beriklim tropis yang hanya mengenal dua iklim, yaitu kemarau dan hujan, atau beriklim subtropis yang memiliki empat iklim, yaitu panas, gugur, semi, dan dingin.

Tentu saja masih banyak informasi dan pengetahuan lainnya yang dapat diperoleh melalui peta. Peta tematik seperti peta pariwisata, peta peninggalan peradaban, peta sejarah, peta potensi kandungan bumi, dan sebagainya, secara khusus memberikan manfaat yang sangat baik. Minat anak terhadap objek atau kegiatan tertentu dapat terpicu secara lebih mudah dengan cara mengamati gambar peta itu.

Bagi umat Islam, memperlihatkan peta lama yang berisi informasi persebaran dakwah dan wilayah kekuasaan Islam di berbagai belahan dunia sejak masa Rasulullah saw. hingga Khilafah Utsmaniyah bahkan dapat menguatkan keimanan seseorang. Selain itu juga dapat membangkitkan semangat untuk mempelajari kunci-kunci kesuksesan penyebaran agama Islam.

Cerita tentang tokoh besar Islam yang berhasil mengelilingi dunia seperti Ibnu Bathuthah patut dijadikan teladan. Memoar Ibnu Bahtuthah yang berjudul Rihlah Ibnu Bathuthah menjadi monumental bahkan bagi para ahli sejarah Barat. Dalam bukunya itu Ibnu Bathuthah menjelaskan gambaran wilayah, dan karakteristik penguasa serta penduduk daerah-daerah yang telah dikunjunginya antara tahun 1324 M sampai 1352 M. Beberapa tempat yang berhasil dikunjunginya seperti Maroko, Mesir, Syam, Hijaz, Irak, Persia, Yaman, Bahrain, Turkistan, India, Cina, Jawa, Tartar, dan Afrika Tengah.

Ibnu Khaldun adalah seorang ulama ahli fiqh sekaligus peletak dasar ilmu sosiologi pada abad ke-14 M. Masterpiece yang berhasil ditorehkan dalam sejarah adalah buku berjudul Muqaddimah yang merupakan pengantar dari buku Al-I’bar, diakui dunia sebagai karya besar cendekiawan muslim yang orisinil di saat belum ada ilmuwan Barat yang mampu menuliskan keadaan wilayah-wilayah di berbagai belahan bumi.

Ibnu Khaldun pada usia 43 tahun sudah mampu menguraikan berbagai keadaan masyarakat. Dalam pandangannya wilayah bagian utara lebih makmur dibandingkan bagian selatan, solidaritas sosial perlu dijaga, pendidikan harus mengajarkan ilmu dan adab, kekuasaan jatuh akibat keserakahan dan hilangnya kehormatan penguasa. Masih banyak lagi pengetahuan Ibnu Khaldun yang amat maju dalam bidang pendidikan dan ekonomi.

Dengan demikian deskripsi wilayah yang disertai dengan segenap potensi sumber daya alamnya dan penuturan sejarah kemajuan peradaban apabila disampaikan secara bijak akan menumbuhkan rasa ingin tahu lebih jauh. Anak menginginkan sesuatu yang lebih besar untuk mempelajari kebesaran alam ini. Anak akan terdorong mempelajari hal-hal yang menyebabkan kesuksesan penduduk di suatu wilayah. Anak bukan hanya kagum, melainkan akan terbentuk keinginan dan semangat yang kuat untuk menjadi orang hebat pada masa dewasanya nanti. [SW]

TINGGALKAN KOMENTAR

Join Us on FB